Pernikahan Dalam Suku Jawa Barat / Sunda
"Dahulu, ngaras merupakan
ungkapan rasa hormat dan rasa terima kasih atas kebaikan orangtua dari anak
yang akan pergi jauh atau merantau untuk waktu yang lama. Kini, ngaras
dilakukan dalam pernikahan adat Sunda sebagai ungkapan rasa hormat anak kepada
ayah dan ibu, sehingga mendapatkan barokah (berkah) dan restu lahir batin dari
ayah ibunya." Teks: Khanua Utama.
Sejak dahulu pernikahan memang menjadi
babak terpenting dalam perjalanan kehidupan manusia. Berbagai upaya
dilakukan untuk membuat pesta pernikahan menjadi meriah dan tak terlupakan.
Terkikis oleh waktu dan zaman, prosesi pernikahan di Indonesia menjadi lebih sederhana
dan modern. Banyak pasangan yang "memotong" prosesi agar lebih mudah
dan cepat, atau mengurangi prosesnya karena dianggap tidak terlalu penting.
Saat ini, semakin banyak pasangan yang lebih menyukai pernikahan ala negara
barat karena dianggap lebih modern dan prosesnya cukup kilat. Salah satu
prosesi pernikahan adat yang mulai tergerus modernisasi adalah pernikahan adat
Sunda.
Menurut
Drs. M. Rachmat Sastradipradja, atau yang lebih dikenal dengan Mang Rachmat
yang bergelut di bidang kesenian Sunda sejak tahun 1968 ini, musik dan lagu
dalam pernikahan adat Sunda, sudah mulai diganti dengan lagu dangdut yang
dianggap lebih populer dan menghibur. Padahal menurut Mang Rachmat dengan
melakukan prosesi pernikahan tradisional yang sesuai dengan adat istiadat, sama
dengan meneruskan dan menjaga budaya leluhur yang sangat berharga.
Sesuatu
yang seharusnya tak kita biarkan hilang ditelan kemajuan zaman. Bagi pria yang
telah membantu kurang lebih ratusan pernikahan adat Sunda, termasuk anak para
petinggi negara dan selebritis ini, prosesi pernikahan adat Sunda sendiri
adalah proses pernikahan sakral yang dibungkus dengan humor dan biayanya sama
sekali tidak mahal. Adapun susunan rangkaian acara pernikahan adat Sunda dapat
dilihat di bawah ini:
Satu
hari sebelum hari-H
A. NGARAS
Ngaras
adalah kegiatan mencuci kaki orangtua. Ngaras dilakukan dalam perkawinan adat
Sunda gaya
Sukapura. Ngaras dilakukan sebagai ungkapan rasa hormat
anak kepada ayah dan ibu agar mendapatkan barokah (berkah) dan restu lahir
batin dari kedua orangtuanya. Sehingga dapat hidup rukun, damai dan bahagia
seperti halnya yang dijalani orangtua mereka.
B. SIRAMAN
Setelah selesai acara ngaras, maka calon
mempelai masuk kembali ke kamar pengantin. Kemudian keluar lagi, sudah dengan
pakaian khusus yang dibimbing ayah dan ibu menuju tempat siraman. Kemudian calon
pengantin didudukkan. Sebelum siraman dilakukan, calon mempelai diazankan
terlebih dahuhu.
Baru
kemudian dilakukan penyiraman yang berlangsung selama sekitar 30 menit. Makna
disuarakan azan adalah sebagai pengingat bahwa pernikahan merupakan suatu
peristiwa penting yang sama halnya dengan kelahiran dan kematian. Azan juga
dimaksudkan sebagai bekal agar tidak lupa akan masa yang akan datang dan
mengingatkan bahwa pada saatnya nanti, manusia akan berpulang.
Sementara
siraman memiliki makna yaitu menyucikan diri, lahir batin menjelang pernikahan
yang akan dilakukan atas dasar niat baik.
Air
siraman, berupa air putih yang diberi bunga 7 rupa, termasuk bunga mawar,
melati, cempaka dan potongan daun pandan. Untuk busana dan riasan, umumnya
sederhana. Pakaian berupa kain panjang atau kemben. Bila ingin terlihat lebih
mewah dapat ditambahkan rompi dari bunga melati. Acara siraman diiringi dengan musik kecapi dan tembang-tembang Sunda selama
10-30 menit.
C. SESERAHAN
Usai
upacara siraman, upacara dilanjutkan dengan upacara seserahan yaitu upacara
pranikah yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari upacara lamaran. Proses
upacara seserahan dimulai dari mempelai wanita dan keluarganya bersiap-siap
menanti kedatangan calon mempelai pria. Makna utama seserahan adalah
menyerahkan calon mempelai pria kepada keluarga calon mempelai wanita.
"Bukan hanya menyerahkan barang, Barang hanya sebagai sambilan saja,"
ujar Mang Rachmat. Ketika calon mempelai pria dan rombongan datang, wakil dari
keluarga calon perempuan siap menyambut dan mempersilakan rombongan menempati
tempat yang telah disediakan. Penuntun acara adat
mempersilakan juru bicara keluarga calon mempelai pria mengutarakan maksud kedatangannya.
Selanjutnya, penuntun acara adat akan meminta juru bicara calon mempelai wanita
untuk memberi jawaban.
D. NGEUYEUK SEUREUH
Ngeuyeuk Seureuh adalah peragaan mengenai
bagaimana menjalani hidup berumah tangga lewat berbagai barang perlengkapan
ngeuyeuk seureuh yang dibawa ketika upacara seserahan dan terhampar di hadapan
mempelai dan orang tua. Acara ini Ngeyeuk Seureuh dibimbing oleh kokolot
upacara dan diiringi tembang Sunda dengan dihadiri oleh kedua keluarga atau
undangan. Perlengkapan ngeuyeuk seureuh terdiri dari minimal 25 macam barang
yang ditutup dengan kain putih. Pada acara ngeuyeuk seureuh juga dijelaskan
arti barang-barang yang diselimuti kain putih ini lewat tembang-tembang Sunda
yang diiringi instrumen kecapi. Acara penutup ini berlangsung selama lebih
kurang satu jam. Beberapa contoh kegiatan dalam prosesi ngeuyeuk seureuh
adalah:
a. Disawer
beras, artinya agar pasangan mempelai hidup sejahtera
b. Dikeprak
(dipukul) dengan sapu lidi, yang disertai dengan nasihat agar mempelai harus
saling memupuk kasih sayang dan giat bekerja.
c. Membuka kain
putih penutup pengeuyeuk, melambangkan rumah tangga yang akan dibina oleh
mempelai masih bersih dan belum ternoda.
d. Membelah
mayang jambe dan buah pinang (oleh calon pengantin pria), yang memiliki makna
agar keduanya saling mengasihi dan dapat menyesuaikan diri.
e. Berebut uang
di bawah tikar sambil disawer, melambangkan berlomba mencari rezeki dan
disayang keluarga.
Saat hari-H
A. SABDA NIKAH DAN MAKNANYA
Setelah akad nikah selesai, acara
dilanjutkan dengan serangkaian upacara sabda nikah yang dilakukan untuk
memeriahkan pesta pernikahan. Upacara ini dilakukan setelah pasangan pengantin resmi
menjadi suami istri dan merupakan puncak dari prosesi upacara pernikahan adat
Sunda. Upacara sabda nikah meliputi:
*
Sembah sungkem
Prosesi
sembah sungkem sebenarnya mirip dengan prosesi ngaras. Perbedaannya, ngaras
dilakukan seorang calon mempelai pengantin, sedangkan pada acara sembah sungkem
kedua mempelai yang sudah resmi menikah melakukannya bersama-sama di hadapan
kedua orangtua.
*
Melepas burung merpati
Setelah
melakukan sembah sungkem, mempelai diajak keluar rumah. Kemudian ibu mertua
dari mempelai pria mengambil merpati jantan dan ibu dari mempelai wanita
mengambil merpati betina yang sudah disiapkan sebelumnya. Kemudian merpati
tersebut dilepaskan ke angkasa.
*
Sawer pengantin
Sawer
pengantin adalah nasihat berupa tembang dan nyanyian kepada kedua mempelai.
Sebelum melakukan sawer pengantin, biasanya penuntun acara adat sudah
menjelaskan "aturan mainnya" terlebih dahulu kepada pasangan
pengantin. Pada saat sawer pengantin, orangtua memiliki kesempatan terakhir
untuk memberikan nasihat sebelum menyerahkan pengantin perempuan kepada
suaminya. Alat-alat yang diperlukan biasanya berupa payung besar, bokor berisi
uang emas, uang logam, kunyit yang diiris-iris dan permen.
*
Menginjak telur dan mencuci kaki
Ritual
menginjak telur dan mencuci kaki melambangkan keturunan. Bila dalam acara
tersebut telur yang diinjak pecah, pengantin akan segera memperoleh keturunan. Sementara mencuci kaki adalah melambangkan penyucian diri dari berbagai hal
negatif.
*
Membakar harupat (lidi) dan memecah kendi
Harupat harus dibakar sampai menyala dan
ditiup bersama-sama. Melalui ritual membakar harupat, diharapkan kedua mempelai
mau saling mengalah. Sementara ritual memecahkan kendi bermakna bahwa keduanya
harus bekerja sama untuk mencapai tujuan.
* Buka pintu
Buka pintu memiliki makna penting
khususnya dalam kehidupan bertetangga. Sebelum bergaul dengan tetangga, kita
tentu harus membuka pintu terlebih dahulu agar diterima sebagai bagian dari
lingkungan kita.
*
Huap lingklung
Huap
Lingklung dan huap deudeuh (kasih sayang). Artinya, kedua pengantin disuapi
oleh kedua orangtuanya masing-masing sebagai tanda kasih sayang dari orangtua
yang terakhir kali. Kemudian masing-masing mempelai saling menyuapi sebagai
tanda kasih sayang. Acara huap lingklung diakhiri dengan saling menarik bakakak
(ayam utuh yang telah dibakar). Mempelai yang mendapatkan bagian terbesar konon
akan mendapatkan banyak rezeki.
B. PENYAMBUTAN
TAMU AGUNG
Setelah rangkaian upacara adat selesai, acara dilanjutkan dengan
penyambutan tamu agung yang dapat dilakukan di rumah maupun di gedung. Kedua mempelai beserta keluarga di pintu gedung sudah siap disambut oleh
mang lengser, enam penari tabur bunga, enam orang penari umbul-umbul, sepasang
penari persembahan, dua orang pembawa kujang, dan seorang pembawa payung
kuning. Pada saat para penari menari, penuntun acara adat menceritakan hal-hal
baik dari kedua mempelai berdasarkan hasil mewawancarai mereka sebelumnya.
Biasanya pengantin cenderung bahagia mendengarkan ini.
Saat kedua mempelai dan kedua orangtua
naik pelaminan, keluarga pengiring berbelok menuju tempat yang telah tersedia.
Kemudian masuk tari khusus persembahan oleh penari pasangan (apa maksudnya:
kemudian masuk sepasang penari menarikan tarian khusus persempahan? Atau
kemudian masuk sepasang penari menarikan tarian khusus sebagai persembahan bagi
kedua mempelai?). Mertua wanita dipersilakan menyerahkan buket bunga kepada
menantu wanita.
Sedangkan mertua laki-laki dipersilakan
memasangkan keris kepada menantu laki-laki. Setelah penyambutan tamu agung
selesai, acara dilanjutkan dengan sambutan atas nama kedua keluarga dan ditutup
dengan doa. Selanjutnya, penuntun acara akan mempersilakan para tamu yang
datang untuk memberikan ucapan selamat dan acara resepsi (hiburan dan makan
malam) dilanjutkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik
Tidak ada unsur SARA, Pornografi, Ejekan,dsb
Salam Blogger...!!