Selamat Datang di Blog Saya

Halo pembaca semua, saya harap Anda menikmati apa yang saya ketik. Mudah-mudahan informasi tersebut berguna dan bermanfaat bagi Anda pembaca semuanya.

Salam Kenal ☜☠☞

Sabtu, 04 November 2017

Kelahiran dalam Suku Jawa Barat / Sunda

Kelahiran Dalam Suku Jawa Barat / Sunda
     Ketika sang cabang bayi ini lahir pun masih ada ritual dan upacara adat. Upacara ini pun berlangsung hingga sang anak menginjak usia satu tahun. Namun, pelaksanaan upacara ini dilaksanakaan hanya di usia tertentu saja. Berikut jenis upacara yang berkaitan dengan kelahiran anak.

A. Upacara Adat Brokohan
     Brokohan memiliki makna adalah pengungkapan rasa syukur dan rasa sukacita atas proses kelahiran yang berjalan lancar dan selamat. Ditinjau dari maknanya brokohan juga bisa berarti mengharapkan berkah dari Yang Maha Pencipta.
     Sedangkah tujuannya adalah untuk keselamatan dan perlindungan bagi sang bayi. Selain itu harapan bagi sang bayi agar kelak menjadi anak yang memiliki perilaku yang baik.Rangkaian upacara ini berupa memendam ari-ari atau plasenta si bayi. Setelah itu dilanjutkan dengan membagikan sesajen brokohan kepada sanak saudara dan para tetangga.

B. Upacara Adat Sepasasaran atau Pupak Puser
     Sepasaran merupakan salah satu upacara adat bagi bayi berumur lima hari. Upacara adat ini umumnya diselenggarakan secara sederhana. Tetapi jika bersamaan dengan pemberian nama pada sang bayi upacara ini bisa dilakukan secara meriah.
     Acara ini biasanya dilaksanakan dengan mengadakan hajatan yang mengundang saudara dan tetangga. Suguhan yang disajikan biasanya berupa minuman beserta jajanan pasar. Selain itu juga terkadang ada pula yang dibungkus rapi baik menggunakan besek (tempat makanan terbuat dari anyamam bambu) ataupun lainnya untuk dibawa pulang.

C. Upacara Adat Selapanan
     Dalam bahasa jawa, selapan berarti tiga puluh lima hari. Tradisi ini digunakan pada peringatan hari kelahiran. Setelah 35 hari dari hari H, maka diadakan perayaan dengan nasi tumpeng, jajan pasar dan berbagai macam makanan sebagi simbol dari makna-makna yang tersirat dalam tradisi jawa.
     Namun dalam perkembangannya, saat ini selapanan sebagai ungkapan syukur atas kesehatan dan keselamatan bayi, diwujudkan cukup dengan nasi tumpeng beserta lauk seadanya. Kemudian mengundang tetangga kanan-kiri untuk kendurenan (selamatan), berdoa bersama-sama dan diujung acara, tumpeng dibagi rata untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
     Selapanan sebagai harapan orang tua dan keluarga agar sang bayi selalu sehat, jauh dari marabahaya. Semoga apa yang diharapkan bisa terlaksana, kabul kajate…

D. Upacara Adat Mudhun Siti
     Upacara ini dilakukan untuk bayi yang telah berusia 7 bulan. Di Yogyakarta, upacara ini disebut dengan tedhak siten. Upacara ini sebagai pelambang bahwa sang anak telah siap untuk menjalani hidup lewat tuntunan dari sang orang tua. Dan acara ini dilaksanakan pada saat anak berumur 7 selapan atau 245 hari.
     Prosesi upacaranya adalah tedhak sega pitung warna, mudhun tangga tebu, ceker-ceker, kurungan, sebar udik-udik, siraman.
     Adat istiadat yang diwariskan leluhurnya pada masyarakat Jawa Barat masih dipelihara dan dihormati. Dalam daur hidup manusia dikenal upacara-upacara yang bersifat ritual adat seperti: Upacara Adat Masa Kehamilan, Masa Kelahiran, Masa Anak-anak, Perkawinan, Kematian, dll. Itu semua ditujukan sebagai ungkapan rasa syukur dan mohon kesejahteraan dan keselamatan lahir bathin dunia dan akhirat.
     Dalam pelaksanaan adat menjelang kelahiran anak di kalangan masyarakat Jawa Barat terdapat beberapa tahapan antara lain seperti: Doa Pengajian Bersama, Adat Mandi Tingkeban dan Adat Berjualan Rujak Kanistren dan Cendol. Semua ini dilakukan secara berurutan dengan maksud adat istiadat Pelaksanaan Adat Menjelang Kelahiran Anak Pada Masayrakat Jawa Barat di Kota Pontianak dapat dijaga kelestariannya, juga agar terpelihara keseimbangan antara dunia nyata dan dunia gaib. Oleh karena itu apabila adat pelaksaan menjelang kelahiran anak ini tidak dilaksanakan maka akan menerima sanksi adat, yaitu membayar denda adat.
     Akan tetapi kenyataan saat ini hukum adat Pelaksanaan Adat Menjelang Kelahiran Anak Pada Masyarakat Jawa Barat di Kota Pontianak telah mengalami beberapa pergeseran karena dirasakan sudah tidak mungkin lagi dilaksanakan secara murni seperti zaman dahulu. Kenyataan seperti ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor ekonomi, agama dan syarat kelengkapannya yang langka.
      Terdapat beberapa pergeseran yang terjadi di dalam adat menjelang kelahiran, masyarakat Jawa Barat di Kota Pontianak masih melaksanakan hukum adat menjelang kelahiran anak sebagai perwujudan dari penghormatan kepada para leluhur karena mereka tindak ingin dikatakan sebagai manusia yang tidak beradat, serta ditunjang oleh pola pikir sebagaian besar masyarakat yang masih menjunjung tinggi adat istiadat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah yang baik
Tidak ada unsur SARA, Pornografi, Ejekan,dsb
Salam Blogger...!!