1. Elektrokimia adalah
ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi
kimia. Elemen yang digunakan
dalam reaksi elektrokimia
dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron yang dimiliki.
Elektrokimia secara umum terbagi dalam dua kelompok, yaitu sel gavani dan sel elektrolisis.Reaksi elektrokimia dapat
berlangsung secara spontan,yaitu ketika dua elektrode yang direndam di dalam
cairan elektrolit dihubungkan dengan untai listrik.
2. Sifat elektrokimia :
Sifat dari elektrokimia yaitu dimana reaksi kimia yang pada
saat reaksi itu menggunakan listrik jadi nanti suatu larutan dapat
menghantrakan listrik yang disebut elektrolit
Kegunaan elektrokimia
1. Pembuatan Beberapa Bahan Kimia.
Beberapa bahan kimia seperti logam
alkali dan alkali tanah aluminium, gas hidrogen,gas oksigen, gas klorin, dan
natrium hidroksida dibuat secara elektrolisis. Contoh:Pembuatan logam natrium
dengan mengelektrolisis lelehan NaCl yang dicampurdengan CaCl2.
2. Pemurnian Logam.
Pada pengolahan tembaga dari bijih
kalkopirit diperoleh tembaga yang masihtercampur dengan sedikit perak, emas,
dan platina. Untuk beberapa keperluandibutuhkan tembaga murni, misalnya untuk
membuat kabel. Tembaga yang tidakmurni dipisahkan dari zat pengotornya dengan
elektrolisis.Tembaga yang tidak murni dipasang sebagai anoda dan tembaga murni
dipasangsebagai katoda dalam elektrolit larutan CuSO4 tembaga di anoda akan
teroksidasimenjadi Cu2+ selanjutnya Cu2+ direduksi di katoda.
3. Penyepuhan Logam.
Suatu produk dari logam agar
terlindungi dari korosi (perkaratan) dan terlihat lebih menarik seringkali
dilapisi dengan lapisan tipis logam lain yang lebih tahan korosidan mengkilat.
Salah satu cara melapisi atau menyepuh adalah dengan elektrolisis.Benda yang
akan dilapisi dipasang sebagai katoda dan potongan logam penyepuh dipasang
sebagai anoda yang dibenamkan dalam larutan garam dari logam penyepuh dan
dihubungkan dengan sumber arus searah.Contoh: untuk melapisi sendok garpu yang
terbuat dari baja dengan perak, makagarpu dipasang sebagai katoda dan logam
perak dipasang sebagai anoda, dengan elektrolit larutan
3. Jenis – jenis koloid
1. Koloid Sol (fase
terdispersi padat)
a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi
padat
Contoh: paduan logam,
gelas warna, intan hitam
b. Sol cair
adalah sol dalam medium pendispersi cair
Contoh: cat, tinta,
tepung dalam air, tanah liat
c. Sol gas
adalah sol dalam medium pendispersi gas
Contoh: debu di udara,
asap pembakaran
2. Koloid Emulsi (fase terdispersi cair)
a. Emulsi padat
adalah emulsi dalam medium pendispersi padat
Contoh: Jelly, keju,
mentega, nasi
b. Emulsi cair
adalah emulsi dalam medium pendispersi cair
Contoh: susu, mayones,
krim tangan
c. Emulsi gas
adalah emulsi dalam medium pendispersi gas
Contoh: hairspray dan
obat nyamuk
3. Koloid BUIH (fase terdispersi gas)
a. Buih padat
adalah buih dalam medium pendispersi padat
Contoh: Batu apung,
marshmallow, karet busa, Styrofoam
b. Buih cair
adalah buih dalam medium pendispersi cair
Contoh: putih telur
yang dikocok, busa sabun
- Untuk
pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium pendispersi sama-sama
berupa gas, campurannya tergolong larutan
4. Sistem koloid
banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat
karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur
zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil
untuk produksi dalam skala besar.
Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid :
Jenis industry
|
Contoh aplikasi
|
Industri makanan
|
Keju, mentega, susu, saus salad
|
Industri kosmetika dan perawatan tubuh
|
Krim, pasta gigi, sabun
|
Industri cat
|
Cat
|
Industri kebutuhan rumah tangga
|
Sabun, deterjen
|
Industri pertanian
|
Peptisida dan insektisida
|
Industri farmasi
|
Minyak ikan, pensilin untuk suntikan
|
1. Industri Kosmetik
Bagi kalian para wanita, mungkin tak ada yang asing dengan kosmetik.Bahkan,
saat ini kosmetik tidak hanya digunakan oleh kaum wanita saja, akan tetapi kaum
pria pun mulai menggunakannya. Hal ini ditunjukkan dengan beragamnya kosmetik
yang diperuntukkan khusus pria maupun khusus wanita.Dalam bidang kosmetik, kita
sering menggunakan koloid dalam pelarut tertentu seperti pembersih muka,
pewangi badan berbentuk spray,semprot rambut, jell untuk rambut, dan produk
kosmetik lainnya.
2. Industri Tekstil
Pada proses pencelupan bahan (untuk pewarnaan) yang kurang baik daya
serapnya terhadap zat warna dapat
menggunakan zat warna koloid karena memiliki daya serap yang tinggi
sehingga dapat melekat pada tekstil
3. Industri Farmasi
Banyak obat-obatan yang dikemas dalam bentuk koloid agar stabil atau tidak
mudah rusak.
4. Industry Detergen
Sabun dan detergen merupakan emulgator untukmembentuk emulsi antara kotoran
(minyak) dengan air, sehingga sabun dan detergen dapat membersihkan kotoran,
terutama kotoran dari minyak
5. Industry Makanan
Makanan yang kita konsumsi sehari-hari ada yang berbentuk padatan ataupun cairan. Akan
tetapi, terkadang beberapa makanan yang berbentuk padatan sulit untuk dicerna.
Sehingga oleh pabrik, produkproduk makanan dibuat dalam bentuk koloid.
Produk-produk makanan yang menggunakan sistem koloid antara lain kecap,
saus,keju, mentega, dan krim
6. Pemutihan Gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke
dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau
karbon. Partikel koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel
koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat
berwarna putih.
7. Penggumpalan Darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika
terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas
yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel
koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah dapat
lebih mudah dilakukan.
8. Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid
tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh
karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa
langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan
dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas
tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan
positif melalui reaksi:
Al3+ + 3H2O → Al(OH)3 + 3H+
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel
koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut
kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.
Berikut ini adalah skema proses penjernihan air secara lengkap:
9. Pembentukan delta di muara sungai
Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang
bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang
bermuatan positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari
air laut akan menetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi
koagulasi yang akan membentuk suatu delta.
10. Pengambilan endapan pengotor
Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri seringkali
mengandung zat-zat pengotor berupa partikel-partikel koloid. Untuk memisahkan
pengotor ini, digunakan alat pengendap elektrostatik yang pelat logamnya yang
bermuatan akan digunakan untuk menarik partikel-partikel koloid. (#HF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik
Tidak ada unsur SARA, Pornografi, Ejekan,dsb
Salam Blogger...!!